Read more: http://cheater-handal.blogspot.com/2011/05/cara-membuat-ucapan-selamat-tinggal-di.html#ixzz2B4ejMmly

Objek Wisata Guci, Tegal



Pada zaman dulu sekitar tahun 1767 tersebutlah seorang bangsawan dari Keraton Demak Bintoro, bernama Raden Aryo Wiryo yang merasa jenuh dengan keadaan, kehidupan keraton yang seringkali terjadi konflik perang saudara dan persaingan perebutan tahta di antara sesama saudara dalam lingkup keraton. Keadaan itu membuat Raden Aryo Wiryo merasa jenuh dan berniat meninggalkan keraton.

Akhirnya beliau berangkat meninggalkan keraton dengan mengajak istrinya yang kemudian dikenal dengan Nyai Tumbu, selang beberapa tahun kemudian beliau sempat mengabdi di Keraton Mataram pada zaman kejayaan Sultan Agung Hanyorokusumo kemudian beliau sempat pula ditugaskan oleh Sultan Agung untuk berangkat ke Cirebon pada masa itu.

Kemudian beliau kembali mengembara hingga sampai di lereng Gunung Slamet sebelah utara dan beliau menetap di daerah tersebut . Beliau orang pertama yang membuka lahan perkampungan di tempat itu sampai banyak orang berdatangan ke daerah itu untuk berguru kepada Raden Aryo Wiryo dan akhirnya menetap di daerah tersebut. Oleh karenanya Raden Aryo Wiryo memeberi nama tempat itu “ Kampung Keputihan “, (daerah yang masih asli tak terjamah peradaban agama selain Islam).
Suatu saat datanglah pengembara dari Pesantren Gunungjati yang merupakan santri Syech Syarif Hidayatulloh. Sunan Gunungjati bernama Kyai Elang Sutajaya bermaksud menyebarkan agamaIslam dan kemudian Raden Aryo Wiryo dan pengikutnya berkenan mendalami ajaran agama islam untuk lebih memantapkan keimanan para pengikutnya.
Pada saat itu kampung keputihan sedang dilanda wabah pageblug seperti banyak tanah longsor dan penyakit gatal – gatal (gudigen, bahasa setempat)sehingga Kyai Elang Sutajaya mengajak Raden Aryo Wiryo dan warganya untuk berdoa kepada Alllah SWT dengan ritual yang sekarang dikenal sebagai ruwat bumi dengan menyembelih kambing Kendit dan menyajikan hasil bumi seperti Pala Pendem dan sayur mayur yang akan disedekahkan kepada fakir miskin. Acara ritual tersebut terjadi pada bulan Asyuro atau bulan Mukharom dan turun temurun sampai sekarang.
Pada saat berdoa dengan tasyakuran Tahlilan dan Manaqib kala itu, Kanjeng Sunan Gunungjati berkenan hadir secara ghoib dan memeberikan sebuah guci sakti yang sudah diisi dengan do’a Kanjeng Sunan agar supaya penduduk Kampung Keputihan yang terjangkit wabah gatal segera meminum air guci tersebut dan pojok – pojok Kampung Keputihan agar dipercikkan air guci tersebut untuk menghilangkan kerusakan akibat bencana alam. Sehingga pada saat Radenn Aryo Wiryo berkeliling bersama Kyai Elang Sutajaya beliau menemukan sumber mata air panas dibawah sebuah Gua yang sekarang terkenal dengan nama Pancuran 13.
Adapun guci sakti tersebut ditempatkan di sebuah dukuh tempat Raden Aryo Wiryo biasa semedi, daerah tersebut sekarang dikenal dengan nama Telaga Ada di Dukuh Engang Desa Guci, sehingga karena kekeramatan guci tersebut maka Kampung Keputihan dapat pulih kembali, bebas dari pageblug. Untuk mengenang peristiwa tersebut maka Kampung Keputihan diubah namanya menajadi Desa Guci. Adapun guci sakti tersebut sekarang ada di Museum Nasional karena pada zaman Adipati Cokroningrat dari Brebes memindahkannya dari Desa Guci ke pendopo Kadipaten Brebes yang kala itu Desa Guci adalah bagian dari Kabupaten Brebes.
Untuk lebih membaur dengan warga, Raden Aryo Wiryo menggunakan nama samaran yaitu Kyai Ageng Klitik atau untuk lebih akrab dengan sebutan Kyai Klitik. Selain itu penyamaran tersebut juga mengandung maksud lain, sebab keturunan darah biru atau bangsawan dari keraton banyak yang diburu penjajah Belanda . Sampai sekarang tidak diketahui maksud dan asal muasal makna yang sesungguhnya, beliau juga menemukan tuk atau mata air panas lain yang sekarang terkenal dengan Pemandian Kasepuhan dan Pemandian Pengasihan yang berkasiat untuk sababiyah berbagai penyakit kulit dan tulang dan sarana mengabulkan khajat tertentu bagi yang meyakininya. Konon kabarnya Pemandian tersebut adalah tempat untuk penjamasan atau memandikan keris Kyai Klitik agar pamornya menjadi sepuh sehingga tempat itu dinamakan Kasepuhan dan tempat untuk memandikan pusaka – pusaka lain yang berpamor welas asih, sehingga tempat tersebut dinamakan Pengasihan. Tempat tersebut sekarang dipergunakan untuk pemandian umum yang didatangi pengunjung dari berbagai tempat.
Setelah Desa Guci semakin ramai maka datanglah seorang pengembara bernama Mbah Segeong dan bertapa di dalam Gua, yang sekarang terkenal dengan Gua Segeong terletak di sebelah selatan Pos I Retribusi sekitar 350 m jaraknya. Pada saat Kyai Elang Sutajaya mensyiarkan agama islam beliau sering melakukan semedi di atas sebuah bukit. Di sekitar tempat itu banyak terdapat hewan badak ( warak, dalam bahasa jawa ), maka Kyai Elang Sutajaya menyebutnya dengan Kandang Warak yang sekarang nama tersebut digunakan sebagai nama sebuah dukuh di sebelah timur Desa Guci yaitu Dukuh Pekandangan.
AKSES
Dari arah Semarang, pengunjung dapat menggunakan bus jurusan Semarang-Tegal. Setelah sampai di Terminal Tegal, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum (minibus) menuju Desa Tuwel yang memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Dari Tuwel, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan bak terbuka menuju Guci. Dengan kendaraan tersebut, perjalanan sekitar 30 menit dengan ongkos Rp 5.000 akan mengantar pengunjung sampai tempat wisata GUCI.


FASILITAS UMUM

A.  Pemandian Air panas terbuka :
•    Pancuran 13
•    Pancuran  7
•    Pancuran 5
•    Kolam renang (Duta Wisata, Barokah, Mega indah)

B.  Pemandian Air panas tertutup :
•    Ada 20 kamar tertutup

C.  Wisata alam :
•    Out bound
•    Wana wisata
•    Pendakian bukit perkasa

D.  Kuda wisata :
OW Guci ada 43 kuda wisata terlatih

E.  Hotel :
Jumlah Hotel di Obyek Wisata Guci :
•    Hotel Duta Wisata
•    Hotel Mega indah
•    Hotel Brahma Lestari
•    Hotel Bukit Indah
•    Hotel Permata hijau
•    Hotel Guci Mas
•    Hotel Guci kencana
•    Hotel Janoko

F.  Villa
Ada 14 Villa di OW Guci (data terlampir)

G.  Pondok Wisata
Yang dimaksud Pondok wisata adalah Rumah penduduk yang disewakan untuk pengunjung (data terlampir) yang telah mendapat izin oleh UPTD pengelola OW Guci.

H.  Kios souvenir
Disediakan Cinderamata produksi hasil Home industry masyarakat Desa Guci yaitu, manisan ciremai, papaya, Jus strawberry, dll.

I.  Agro Wisata
Di Obtek Wisata Guci ada berbagai tanaman yaitu :
•    Kebun strawberry
•    Kebun wortel
•    Kebun kubis

J.  Air Terjun dan Mata air :
•    Air terjun Jedor
•    Air terjun sruwit
•    Air terjun sigedong
•    Air terjun pengantaian
•    Air terjun kembar
•    Air terjun awu
•    Air terjun capit urang

K.  Mata Air (TUK) :
•    Tuk vagina
•    Tuk sengang
•    Tuk konyal
•    Tuk kesepuhan
•    Tuk pengasihan
•    Tuk teyeng


FASILITAS SOSIAL 
1.    Musholla
2.    WC/ Toilet
3.    Parkir
Ada 3 tempat, yaitu :    
•    Pasar (khusus kendaraan besar)
•    Terminal atas (untuk kendaraan kecil)
•    Terminal bawah (untuk kendaraan truk/Bus

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © / deniIteM official

Template by : Urangkurai / powered by :blogger

Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-widget-sharing-melayang.html#ixzz29oZclLbL